Wisata Batu Kuda, terletak di Bandung bagian timur tepatnya
berada di lereng Gunung Manglayang. Lokasi wisata ini tepatnya terletak di
Kampung Cikoneng, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Tempat wisata ini merupakan kawasan hutan pinus dengan luas
sekitar 20 Hektare yang dikelola oleh Perhutani Unit III Jawa Barat dengan
ketinggian 1150-1300 mdpl.
ketinggian 1150-1300 mdpl.
Karena banyak dipenuhi hutan pinus, tempat wisata ini memang
lebih banyak dimanfaatkan oleh mereka yang menyukai wisata alam seperti hiking
dan kemping atau berkemah.
Karena terletak di lereng gunung, tempat ini sangat sejuk
dan tentunya terasa dingin terutama saat pagi dan malam hari. Pengunjung yang
datang ke lokasi ini paling ramai hari Sabtu dan Minggu.
Mereka yang datang di hari Sabtu biasanya untuk kemping,
namun tidak sedikit yang datang di minggu pagi hanya sekedar untuk menikmati
sejuknya udara pegunungan.
Sesuai kondisi alam khas pegunungan dimana jalan setapak
untuk menuju lereng cukup menanjak, wisata ini kebanyakan dikunjungi kaum muda.
Tidak banyak orangtua termasuk keluarga yang berkunjung ke tempat wisata ini.
Bagi anak muda yang tidak terbiasa melakukan wisata alam,
harus menyiapkan stamina karena banyak jalan menjanjak dan cukup terjal karena banyak
bebatuan serta cukup licin apalagi bila habis diguyur hujan.
Meski begitu, pengunjung yang mendatangi tempat ini akan
merasakan wisata alam yang berbeda. Selain dituntut stamina yang oke untuk
sampai di puncak, harus punya nyali juga karena belum dikelola dengan baik,
petunjuk jalan masih minim terutama di jalan-jalan setapak.
Meski begitu pengunjung tidak perlu kuatir tersesat, di
lokasi ini masih dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk menjadi lokasi mencari
kayu bakar.
Jadi pengunjung jangan terkejur bila bertemu seseorang
membawa karung besar, mereka hanyalah warga lokal yang mencari kayu sebagai
pengganti gas dan minyak tanah untuk memasak.
Bagi pengunjung yang ingin berkemah, pengelola menyediakan
tenda dengan beberapa ukuran yang bisa disewa sesuka hati.
Bukan hanya tenda, disediakan pula peralatan untuk outbond
bagi yang ingin menjajal ketinggian dari pohon pinus ke pohon pinus lainnya.
Untuk keperluan MCK (mandi cuci kakus), pengelola membuka
beberapa lokasi MCK yang bisa dimanfaatkan pengunjung.
Kalau untuk urusan perut, jangan kuatir, ada sejumlah warung
yang siap melayani pesanan mie rebus, kopi, teh bahkan gorengan bala-bala
(bakwan) hangat.
Bagi anda yang ingin berkunjung ke Wisata Batu Kuda,
lokasinya sangat mudah dijangkau. Bila datang dari Jakarta, bisa keluar dari
pintu tol Cileunyi yang cukup dekat ke lokasi.
Tapi bisa juga melalui Gate Pasteur atau Buah Batu. Bila
dari pintu tol Cileunyi, ikuti petunjuk jalan menuju arah Cibiru, jangan sampai
terlewat karena lokasi wisata ini memang belum banyak dikenal dan dikelola
dengan baik hingga petunjuk jalan pun sangat minim.
Saran penulis, lebih baik bertanya kepada tukang ojeg yang
cukup banyak mangkal di kanan kiri jalan sepanjang Jalan Raya Cileunyi.
Begitu juga yang keluar dari Pintu tol Pasteur dan Buah
Batu, langsung saja ke arah Ujung Berung-Cileunyi. Ada beberapa jalan masuk
untuk sampai ke lokasi.
Bagi anda yang menggunakan kendaraan roda empat, agar
hati-hati karena jalan menuju lokasi cukup menanjak dan jalan tidak terlalu
lebar.
Untuk masuk ke lokasi wisata ini, satu orang baik dewasa
maupun anak-anak hanya dikenakan tarif Rp 5.000. Ini belum termasuk tarif
parkir. Untuk kendaraan roda dua dan roda empat tentu saja dikenakan tarif yang
berbeda.
Misteri Batu Kuda
Sesuai namanya, batu kuda, nama ini memiliki cerita yang
diyakini masyarakat sekitar konon merupakaan kuda milik Prabu Layang Kusuma
beserta istrinya Prabu Layang Sari.
Dari legenda yang tersebar, kuda ini saat melintas di lokasi
ini terperosok ke dalam lumpur dan tidak bisa beranjak dari sana yang akhirnya
lama kelamaan berubah menjadi batu. Legenda inilah yang membuat sebagian
masyarakat ada yang sengaja datang untuk berjiarah.
Jarak dari pintu masuk lokasi wisata ke tempat batu kuda berada
hanya 700 meter. Namun percaya atau tidak, meski terasa dekat namun ada saja
pengunjung yang tidak bisa melihat batu kuda ini.
Awalnya penulis tidak percaya, namun setelah mencoba menuju
ke tempat batu kuda, meskipun sudah mengikuti petunjuk arah, tetap saja penulis
tidak bisa menemukan batu kuda ini.
Begitu banyak jalan setapak untuk ke sampai ke batu kuda.
Petunjuk arah hanya dibuat sederhana dengan tanda panah terbuat dari triplek.
Petunjuk arah cukup jelas, namun penulis tidak bisa
menemukan batu kuda walau sudah berkeliling melalui beberapa jalan setapak.
Saat akan pulang, penulis mengkonfirmasi tentang tidak bisa
menemukan batu kuda. Ternyata memang tidak semua pengunjung bisa melihat batu
kuda ini.
“Ngga semua bisa lihat, apalagi jam segini (saat itu waktu
menujukan pukul 16.30). Kalau pun ketemu, tidak semua tahu kalau itu batu
kuda,” kata salah seorang pengelola.
Lokasi ini bisa menjadi pilihan bagi anda yang suka
berpetualang di alam. Setidaknya pengunjung yang tidak ingin ke lokasi batu
kuda bisa mengunjungi Batu Karaton yang jaraknya 2,5 km dari gerbang masuk dan
Batu Tumpeng yang hanya berjarak dua kilometer.
SOCIALIZE IT →